Jumat, 13 April 2012

Girlband Tertua di Dunia Total Umur 400 Tahun

Sesuai namanya ''GRANNIES'' alias ''Nenek - Nenek'' Personil ''GirlBand'' asal Rusia ini sudah berusia sekitar 80 tahun , kalau usia keenam anggota mereka total , maka jumlahnya lebih dari 400 tahun.
Dalam kompetisi di rusia , kelompok beranggota 8 orang itu mengalahkan 24 grup vokal dan penyanyi , salah satunya juara Eurovision 2008 
 
Granny band asal Udmurtia, Rusia, ini tampil mengenakan busana tradisional. Mereka memadukan musik modern dengan gaya menyanyi tradisional.
Saat final di Rusia, enam anggota mereka membawakan lagu “Party for Everybody”. Untuk bagian reffrain, lagu itu menggunakan bahasa Inggris, tetapi sisanya berbahasa Udmurt, satu bahasa yang “bersaudara” dengan bahasa Finlandia dan saat ini penuturnya hanya sekitar 325.000 orang.
Meskipun berusia lanjut, gaya panggung mereka tidak hanya diam. Sambil menyanyi mereka bergoyang dan menari dengan riang. Adakalanya mereka mengajak penonton ikut menyanyi. Suasana arena menjadi meriah karena para penonton menyukai penampilan mereka dan mengiringi lagu mereka dengan tepuk tangan.
Tujuan mereka mengikuti lomba menyanyi itu bukan sekadar untuk mencari popularitas. Ada tujuan mulia di baliknya. Salah seorang anggotanya yang bernama Olya mengatakan, mereka ikut lomba demi mengumpulkan dana untuk membangun gereja di Desa Buranovo, tempat mereka tinggal.
“Nenek-nenek tidak membutuhkan kejayaan dan kekayaan. Kami bersaudara, kami punya rumah, dan sudah cukup lama menikmati hidup,” kata Oma Olya.
Ajang Eurovision Song Contest ke-57 akan digelar di Baku, Azerbaijan, bulan Mei mendatang. Di kompetisi itu, Buranovo Grannies akan bersaing dengan peserta dari seluruh Eropa. Tentu bukan perjuangan yang gampang, apalagi Inggris akan mengirim penyanyi kondang Engelbert Humperdinck sebagai wakil.
Sejumlah nama terkenal lahir dari Eurovision. Di antaranya penyanyi Lulu yang top pada tahun 1960-an dan ABBA dari Swedia yang menang pada 1974 dengan membawakan lagu “Waterloo”. Bahkan, Celine Dion yang asal Kanada pun mulai menjadi perhatian setelah memenangi kompetisi ini pada 1988 di Swiss.

Meski Gagal, Peluncuran Roket Korut Tetap Dikecam Banyak Pihak


Pyongyang, Aksi peluncuran roket yang benar-benar dilakukan oleh Korea Utara (Korut) memicu banyak kecaman dari berbagai negara. Amerika Serikat (AS) dan negara sekutunya menyebut aksi Korut tersebut sangat provokatif dan terang-terangan melanggar resolusi PBB soal pelarangan peluncuran rudal.

"Korea Utara hanya semakin mengisolasi dirinya sendiri dengan terlibat dakan tindakan provokatif ini, dan tindakan ini hanya membuang-buang uang demi urusan senjata dan propaganda pencitraan, padahal banyak rakyat Korut yang kelaparan di sana," ujar juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, seperti dilansir oleh AFP, Jumat (13/4/2012).

Sedangkan otoritas Korea Selatan (Korsel) dan Jepang yang sejak awal tidak sepakat dengan peluncuran ini menyatakan, Korut telah melanggar resolusi PBB. Jepang bahkan terang-terangan mengecam peluncuran ini, meskipun akhirnya mengalami kegagalan.

"Peluncuran roket yang dilakukan oleh Korut jelas-jelas merupakan pelanggaran terhadap resolusi PBB yang melarang dilakukan peluncuran apa pun menggunakan teknologi rudal balistik. Ini merupakan tindakan provokatif yang mengancam perdamaian dan keamanan," tutur Menteri Luar Negeri Korsel, Kim Sung-Hwan.

"Meskipun akhirnya gagal, namun tindakan ini adalah upaya menciptakan provokasi bagi negara kita dan negara lain dan juga telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB," tegas Sekretaris Kabinet Jepang, Osamu Fujimura, secara terpisah.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris William Hague menyampaikan keprihatinan mendalam atas aksi peluncuran roket oleh Korut tersebut. Namun, Hague tetap menegaskan, bahwa peluncuran tersebut merupakan suatu pelanggaran terhadap resolusi PBB dan mengharapkan respons yang tegas dari dunia internasional.

Tanggapan senada juga disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle yang dengan cepat menyampaikan kecaman terhadap aksi negara komunis tersebut. "Ini merupakan sebuah pelanggaran terhadap kewajiban internasional dan akan meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea," ucapnya kepada AFP.

Indonesia juga tak ketinggalan berkomentar. "Tentunya Pemerintah Indonesia prihatin dan bahkan bisa dikatakan kecewa bahwa Korea Utara memilih untuk tetap meluncurkan roketnya. Meskipun sudah ada imbauan dari berbagai negara dan masyarakat internasional, untuk tidak melakukannya," jelas Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.

Korut meluncurkan roket jarak jauh Unha-3, yang terdiri atas 3 bagian tersebut, pada pukul 07.39 waktu setempat, dari sebuah wilayah rahasia yang dekat dengan perbatasan China. Roket tersebut sempat mengudara sejauh 120 km, namun kemudian jatuh di Laut Kuning dekat wilayah Korsel. Roket tersebut dilaporkan meledak menjadi 20 keping bagian dan terjatuh di pantai barat Korsel. 

Peluncuran roket ini dilakukan dalam rangka memperingati 100 tahun kelahiran pendiri Korut, Kim Il-Sung, yang jatuh pada 15 April. 

Menyikapi hal tersebut, Dewan Keamanan PBB pun berencana menggelar rapat darurat sekitar pukul 14.00 waktu GMT, di markas PBB di New York, AS. Rapat tersebut dimaksudkan untuk memberikan tanggapan resmi terhadap peluncuran roket Korut dan nampaknya akan ada sanksi baru terhadap negara komunis tersebut. Sebanyak 15 negara anggota akan ikut serta dalam rapat tersebut.

Luncurkan Roket, Korut Kecewakan Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia kecewa atas langkah Korea Utara melakukan peluncuran roket jarak jauh pada Jumat (13/4/2012) pukul 07.39 waktu setempat (atau pukul 05.39 WIB). Peluncuran roket ini dilakukan kendati masyarakat internasional telah menentang peluncuran roket tersebut.
"Namun yang dibutuhkan pada saat kritis saat ini adalah kita harus tetap tenang dan menahan diri. Kita mengingatkan pentingnya mengedepankan diplomasi dan dialog agar Semenanjung Korea aman dan damai," kata Marty kepada para wartawan di Jakarta, Jumat (13/4/2012).
Ia mengatakan, hubungan antara Indonesia dan Korut dalam keadaan baik. Terkait peluncuran roket, Indonesia dalam berbagai kesempatan telah menyampaikan pendapatnya secara tepat, terukur, dan cerdas. Cara-cara seperti ini dipandang lebih dapat diterima Korut ketimbang diplomasi megafon (megaphone diplomacy).
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto meminta Korut menghindari dan menahan diri dari setiap tindakan yang justru akan menambah ketegangan baru di Semenanjung Korea.
"Lebih dari itu langkah-langkah diplomasi dan dialog harus diutamakan dalam setiap penyelesaian masalah, demi kaeamanan dan stabilitas di Semenanjung Korea," kata Djoko kepada Kompas.com, Jumat.
Beberapa saat setelah peluncuran, roket itu dikabarkan hancur menjadi beberapa bagian. Puing-puingnya jatuh di Laut Kuning di wilayah Korea Selatan, kata para pejabat Korea Selatan seperti dikutip kantor berita Yonhap.
"Puing-puing itu jatuh ke laut sekitar 190 kilometer-200 kilometer di barat Kunsan (sebuah pelabuhan yang terletak di barat daya Korsel)," kata sebuah sumber militer yang dikutip Yonhap.
"Beberapa menit setelah peluncuran, roket itu hancur menjadi beberapa bagian dan kehilangan ketinggiannya," kata jurubicara kementerian pertahanan Korsel, Kim Min-Seok, kepada wartawan.
Menurut lembaga peyiaran Jepang, NHK, yang mengutip sebuah sumber kementerian pertahanan negara itu mengatakan, roket tersebut meluncur sejauh 120 kilometer sebelum kemudian pecah menjadi empat bagian dan jatuh ke Laut Kuning di barat Semenanjung Korea.
Korea Selatan mengecam peluncuran roket Korea Utara sebagai "tindakan provokatif" yang mengancam perdamaian dan keamanan di semenanjung Korea dan Asia Timur Laut.
"Peluncuran (roket) Korea Utara ... merupakan pelanggaran nyata terhadap resolusi PBB yang melarang peluncuran dengan menggunakan teknologi rudal balistik. Ini merupakan tindakan provokatif yang mengancam perdamaian dan keamanan di semenanjung Korea dan Asia Timur Laut," kata Menteri Luar Negeri Korae Selatan, Kim Sung-Hwan.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...