Jumat, 20 April 2012

Farhan: Terjebak Serangan Taliban, Mencekam




VIVAnews - Penyiar radio M. Farhan dan ketiga rekannya dari Indonesia harus bertahan di dalam bunker milik Hotel Park Star di Kabul Afghanistan yang kedap suara di mana sinyal telepon seluler sama sekali tak ada. Mereka berempat ada di sana sebagai relawan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB).

Dikisahkan Farhan, bunker itu adalah tempat mereka berlindung di tengah gelegar suara tembakan kelompok bersenjata yang mengancam semua pengunjung hotel.

"Di dalam saya hanya bisa pasrah, antara hidup dan mati. Pasrah saja, banyak doa, buka iPad baca ayat Alquran, ya mau gimana lagi?" ujar Farhan kepada VIVAnews saat ditemui di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu 18 April 2012 malam.

 


Karena tak dapat berkomunikasi dengan baik dengan KBRI, dia hanya bisa meminta tolong kepada orang-orang di sekitarnya. "Di sana  suasananya sangat berbeda dengan Indonesia, istilahnya di sana harus siaga 1 terus," ucapnya.

"Teman-teman di KBRI juga memperingatkan untuk sangat hati-hati, posisi kami serba salah, itu sangat mencekam."

Saat itu, dia mengaku berada tidak jauh dari pengebom bunuh diri yang nekat menerobos hotel. Menurutnya, mereka bahkan sempat berhadapan dengan 7 pengebom bunuh diri.

 


Walau sudah aman sementara di bunker hotel, namun dia tetap harus terjaga sampai pagi. "Tidak ada yang bisa memejamkan mata, karena memang sudah sangat kritis. Suara tembakan itu mendekati bunker. Sampai jam 8 pagi, akhirnya bisa tertangani," Farhan mengisahkan.

Farhan dan tiga rekannya berada di Kabul dalam rangka Colombo Plan, yaitu proyek kerjasama yang melibatkan pemerintah Indonesia dan Afganistan. Mereka berada di Kabul selama satu pekan. Di sana, mereka memberi pelatihan bagi para petugas humas (public relation officer) di Kementerian Anti Narkotika Afganistan.

Peperangan di Kabul, Afganistan itu terjadi pada Minggu 15 April. Dalam peperangan selama 18 jam, terjadi serangan sengit dari milisi Taliban terhadap sejumlah bangunan pemerintah dan pasukan NATO di Kabul. Pihak keamanan berhasil mengatasi serangan pada Senin pagi waktu setempat. Sejumlah 32 anggota pasukan pemberontak tewas dan satu ditangkap.

Serangan itu menewaskan sedikitnya tiga tentara Afganistan dan melukai belasan lain, demikian diungkapkan pejabat Kementerian Pertahanan Afganistan.

Kenakan Kebaya, Mereka Ikuti Senam Aerobik



SEMARANG, KOMPAS.com - Ada berbagai kegiatan menarik yang dilakukan dalam rangka memperingati Hari Kartini. Seperti halnya yang dilakukan karyawan Hotel Ciputra dan anggota Ikatan Sekretaris Indonesia cabang Semarang, Jawa Tengah, Jumat (21/4/2012).
Untuk peringatan Hari Kartini dan Hari Sekretaris tahun ini mereka menggelar senam aerobik. Uniknya, kegiatan bertajuk 'Kartini Aerobic Day' yang seluruh pesertanya perempuan ini mengenakan pakaian kebaya meski bersepatu olahraga.
Diikuti sekitar 50 peserta, senam yang dipandu dua instruktur berlangsung semarak dengan iringan lagu-lagu dangdut seperti Alamat Palsu dan Sik Asik milik Ayu Tingting dan Iwak Peyek milik Trio Macan.
"Banyak yang bilang berkebaya itu susah melakukan berbagai kegiatan. Nyatanya kami merasa tidak kerepotan dan tetap asyik mengikuti senam meski berpakaian kebaya," ungkap Feronika, salah satu peserta. Menurutnya, menjadi semangat tersendiri jika perempuan bisa melakukan berbagai kegiatan dengan tetap menjaga tradisi Indonesia.
Public Relations Manager Hotel Ciputra Nuki Dhamayanti mengatakan setiap tahun memang menggelar sejumlah acara untuk perayaan Hari Kartini. Aerobik dengan mengenakan kebaya menjadi pilihan acara di tahun ini sebab dinilai seru dan unik.
"Kebaya merupakan ciri khas wanita Indonesia dan menjadi jatidiri bangsa yang tidak ingin dilupakan, sehingga kami merasa unik saja menggelar acara senam kenakan kebaya, nyatanya juga tidak repot dan bisa beraktivitas banyak hal meski berkebaya," ujarnya.

Robot Bantu Ukur Badan Klien Toko Pakaian

Headline


Tallinn - Urusan pencocokan ukuran badan untuk pakaian memang merupakan masalah yang berlarut-larut. Namun kini ada solusinya berupa robot. Seperti apa?
Sebuah perusahaan teknologi dari Estonia kini hadir dengan cara untuk mengukur pakaian yang dijual di toko online. Demikian seperti dikutip dari ST.
Perusahaan bernama Fits.me memecahkan masalah itu dengan menggunakan robot manekin yang ukurannya dapat berubah-ubah; dari kurus ke tambun dalam sekejap; dan dikombinasikan dengan teknologi yang diciptakan oleh sejumlah universitas di Estonia.
"Dulu ketika saya ingin membeli pakaianonline; sempat kebingungan untuk menentukan ukurannya; karena standarisasi ukuran tiap-tiap merk pakaian berbeda-beda," ujar Heikki Hladre, pendiri Fits.me.
"Robot kami beserta teknologi Virtual Fitting Room telah memecahkan permasalahan utama penjualan pakaian online selama ini; yakni pencocokan ukuran pakaian," pungkas Hladre. 

Kamis, 19 April 2012

Kisah Dua Anak Tanpa Orangtua di Titanic

MICHEL DAN EDMOND NAVRATIL, USIA 4 DAN 2, SEDANG BEPERGIAN BERSAMA AYAH MEREKA MENUJU AMERIKA MENGGUNAKAN TITANIC. AYAH MEREKA TIDAK SELAMAT DI KECELAKAAN KAPAL TERSEBUT SEHINGGA KAKAK ADIK INI MENJADI ANAK-ANAK YANG TAK MEMILIKI ORANGTUA ATAU PENGAWAS, DAN SULIT DIIDENTIFIKASI.

Michel dan Edmon Navratil akhirnya bersatu kembali dengan ibu kandung mereka, Marcelle, di New York sebulan setelah bencana Titanic. Orangtua kedua anak ini baru saja berpisah. Perjalanan di Titanic awalnya hanya untuk menghabiskan akhir pekan, tapi mereka malah harus kehilangan ayahnya.


Michel dan Edmond Navratil, usia 4 dan 2, sedang bepergian bersama ayah mereka menuju Amerika menggunakan Titanic. Ayah mereka tidak selamat di kecelakaan kapal tersebut sehingga kakak adik ini menjadi anak-anak yang tak memiliki orangtua atau pengawas, dan sulit diidentifikasi.







Penumpang Titanic yang selamat terombang-ambing di Samudra Atlantik sebelum diselamatkan oleh Carpathia.


Mereka yang selamat dari Titanic menumpang kapal Carpathia.



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...